Rabu, 06 April 2011

Althete, Musisi, dan Bintang Iklan (part 2)

Harapan tuk menjadi bintang iklan pun muncul. Next destination adalah Lembang, pengen makan sate kelinci soalnya. Eh tau-taunya nyangkut di Parijs van Java, akhirnya bekelana lah kita di PvJ dan membeli kaos khas di Bandung (Tokonya cuma ada di PvJ soalnya) yang gambarnya lucu-lucu. Plesetan dari merk-merk terkenal.

Kaki masih ingin menjelajah lebih jauh, tetapi perut sudah mulai mengeluh minta jatah. Sedangkan anak rantau pengennya mencoba masakan khas daerah sunda tapi yang murah. Akhirnya Rumah Makan Ampera lah tujuannya. Dengan naik mobil kijang dengan seorang supirnya yang selalu stand by, kami meluncur ke arah Kebon Kelapa. Sesampainya di dekat Kebon Kelapa ku bilang pada supirnya "Kiri Payun" yang artinya "Kiri Depan" tetapi tenyata teman-teman mengira aku kenal dengan si supir, di kiranya ketika aku bilang "Payun" aku memanggil nama "Pak Yun".
Makan khas sunda di tambah lalapan dan sambel terasi membuat perut yang sedari tadi mengeluh kini diam. Waktu solat ashar sudah tiba, Masjid Agung Bandung tujuan kami selanjutnya. Dengan berjalan kaki dari Kebon Kalapa ke Alun-alun kami menikmati keramaian kota, mengamati sibuknya pedagang kali lima, tukang ramal, tukang majalah bekas dan para pembeli. Kami lihat ada sebuah toko alat musik, kami masuk dan melihat-lihat gitar. Wow, lumayan murah harganya, dari Rp. 150rb sampai Jutaan ada. Keinginan tuk menjadi musisi muncul, gitar seharga Rp. 490 ribu yang di tawar menjadi seharga Rp. 350 ribu pun kini berpindah tangan dari penjual ke pembeli. Setelah solat di Masjid Agung kami istirahat sejenak disana sampai ketiduran.

Malamnya kami kembali ke Ciwalk, sekalian ngambil raket ku yang baru selesai di pasang senar. Kami pun menikmati suasana Ciwalk yang ramai dengan mojang-mojang Bandung yang berlalu lalang di sana. Kami duduk-duduk sambil memesan masing-masing segelas kopi di Soho Music Cafe karena suasananya yang full music dan TV LCD yang ada di sana menayangkan acara musik, tiba-tiba Adit manggil pelayan dan bilang sama mbak-mbak pelayannya "Mbak Channelnya bisa di pindah ke acara bola?"


Minggu, 03 April 2011

Althete, Musisi, dan Bintang Iklan (part 1)

Setelah dua minggu di Jakarta, ku putuskan akhir pekan ini pulang ke Bandung. Namun kali ini ku tak sendiri. Beberapa teman-teman ku akan ikut ke Bandung untuk berlibur.

Jumat sore berangkat dari kost bersama ke 4 teman ku Adit, Adrian, Haldi dan Hadi. Menggunakan bus Primajasa kelas eksekutif dari terminal Lebak Bulus kami memulai perjalanan. Dua jam perjalanan kuhabiskan dengan mengobrol dengan teman kuliah ku yang kebetulan satu bis.

Jam sembilan malam kami tiba di terminal Leuwi Panjang. Setelah menolak tawaran supir-supir taksi yang agak memaksa, kami menggunakan angkot menuju ke arah Kebon Kalapa. Dari Kebon Kalapa kami berjalan menyusuri jalan Dewi Sartika dan jalan Dalem Kaum. Kehidupan malam kota Bandung mulai menunjukan dirinya. Lampu-lampu hias bertuliskan Pub dan Karaoke serta Panti Pijat dengan mbak-mbak berpakaian seksi, entah bisa pake plus-plus entah tidak sudah mulai ramai. Tetapi kunjungan kami di Bandung bukan lah untuk wisata lendir.

Sabtu pagi kami di awali dengan kunjungan ke Aula Barat dan Timur ITB yang memang saat itu sedang ada Job Fair. Setelah menitipkan Curuculum Vitae di beberapa perusahaan. Kami meninggalkan kampus menuju Ciwalk. Dari ITB ke Ciwalk kami gunakan jalan tembus di jalan Taman Hewan. Sesampainya di Ciwalk kami langsung berkeliling di Ciwalk kemudian mampir di toko olahraga. Di sana kami menemukan Raket Tennis dengan harga yang murah karena memang ternyata sedang ada diskon. Setelah mempertimbangkan dengan matang, kami memutuskan tuk mencoba jalan lain dengan menjadi Atlet Tennis akhirnya kami membeli raket tennis (kompornya dari Adit).

Keluar dari Ciwalk kerongkongan terasa kering, pucuk dicita, ulam pun tiba, itulah kata peribahasa. Tiba-tiba kami ditawari Mizone dengan rasa baru, rasabayar, gratis bin free. Setalah mengambil masing-masing satu botol Mizone dari sebuah peti kayu besar, tiba-tiba seseorang datang dengan temannya. Lengkap dengan kamera dan alat rekam. Si mas-mas "Gimana Mizone nya? Boleh minta Testimoninya tentang Mizone rasa baru ini?". Kami nanya "Mas, ini bakal di tayangin di tipi-tipi kagak?", si Mas "Kalo di tayangin ntar kalian dihibungin deh". Kami pun direkam sambil memberikan testimoni sekenanya.