Di Bandung ada sebuah tempat yang sangat dikenal oleh para pengguna sepeda dan biasa menjadi tujuan bersepeda pada saat-saat weekend yaitu Warung Bandrek, biasa di sebut Warban. Warban terletak di daerah dago atas, dekat Taman Hutan Raya Juanda.
Rute ngegowes hari ini adalah ke warung bandrek. Berangkat dari gerbang ITB jam 7 pagi, kami beremapat ngegowes sepeda kami kearah dago. Di terminal dago kami istirahat, maklum dari Ganesa ke terminal dago lumayan nanjak. Perjalanan dilanjutkan ke arah dago pakar, nah sebelum sampai pintu tiga Tahura, kami belok kanan. Setelah melewati beberapa tanjakan, nafas sudah mulai ngos-ngosssan. Istirahat deh sambil foto-foto.
Perjalanan dilanjutkan, saatnya menaklukan tanjakan putus asa, kenapa dinamai demikian? Karena tanjakan tersebut cukup panjang, sehingga membuat goweser merasa putus asa, kok gak nyampe-nyampe puncaknya?? Mana puncaknya???
Seperti terlihat difoto, baskoro sedang berusaha menaklukan sepertiga dari tanjakan diikuti oleh goweser lainnya.
Akhirnya, sampai juga di Warban, menikmati jajanan khas warban yaitu bandrek, sebuah minuman yang terbuat dari jahe, santan, kelapa, dan susu. Enak diminum di tempat yang dingin sambil menikmati pemandangan kota Bandung dari ketinggian. Ditambah makanan ringan seperti pisang goreng dan tahu isi apalagi kalau di cocol dengan sambel kecap, mak nyusss....
Akhirnya, sampai juga di Warban, menikmati jajanan khas warban yaitu bandrek, sebuah minuman yang terbuat dari jahe, santan, kelapa, dan susu. Enak diminum di tempat yang dingin sambil menikmati pemandangan kota Bandung dari ketinggian. Ditambah makanan ringan seperti pisang goreng dan tahu isi apalagi kalau di cocol dengan sambel kecap, mak nyusss....
Setelah puas jajan dan rasa lelah hilang, saatnya pulang. Perjalanan pulang tidak melalui rute berangkat, tetapi mengambil rute menembut Taman Hutan Raya Juanda. Melalui trek offroad, jalannya licin soalnya semalam habis hujan. Jika tidak hati-hati bisa terperosok, soalnya di sebelah kiri jalan adalah jurang tanpa pengaman.
Dua per tiga perjalanan sepeda masih bisa dinaiki. Tapi selanjutnya cuma orang yang nekat saja yang mau tetap menaiki sepedanya. Setelah menembus hutan akhirnya sampai didalam Tahura, jalan sudah dibuat dari pavin block dengan lebar sekitar satu meter sampai Gua Belanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar